Masa-masa
di madrasah adalah masa dimana banyak cerita indah yang sulit di ungkapkan dengan
kata-kata, dan dimana hari-hariku selalu ditemani oleh orang orang yang
membuatku nyaman dan lupa akan kesedihan yang telah ku alami. Meski awalnya
butuh penyesuaian tapi lambat laun tempat ini dan orang-orang ini menjadi alasan
kuat mengapa aku bisa betah bersekolah
disini.
Hingga tanpa sengaja aku teringat saat ketika penerimaan murid baru atau
yang lebih dikenal dengan sebutan masa orientasi dimana aku yang tidak mengenal
siapapun pada saat itu dan sedang dilanda keraguan apakah aku bisa terbiasa
dengan tempat ini dan apakah aku bisa diterima oleh semua orang orang ini. Terbayang
jelas bagaimana proses merajut kenangan tersebut sampai sekarang ini, terbayang
jelas bagaimana aku yang dulu sempat dilanda keraguan menjadi bisa betah
bersekolah disini.
“Heyy Angki…” Lamunanku pun sontak sekejap buyar mendengar panggilan
tersebut. “Hahh ada apa ga bikin jantungan aja?” jawabku. “Lagian ngapain
siang-siang gini ngelamun kayak ngga ada kerjaan lain aja, lagian ngelamunin
siapa emangnya sih? Cerita dong” ujar rangga. “Aishh apaan sih, ngga ngelamunin
siapa-siapa kok cuma tiba-tiba keinget saat ketika masa orientasi aja” jawabku.
“Oalah kirain lagi mikirin doi hahahaha” ujar rangga. “Apaan sih kamu pikirannya
kemana-mana” jawabku. “Eh ke perpustakaan yuk mumpung masih jam istirahat!”
ujar rangga. “Mau ngapain?” tanyaku. “Jualan sembako, ya baca buku lah sekalian
bantuin buat tugas bahasa inggris dikumpulin besok lusa kan” ujar rangga. “Itu
tugas bahasa inggris masih belom dikerjain juga? rajin amat sih kamu, males
ah.. ” jawabku. “Yahh.. Jangan ngeledek dong lagian baru keinget barusan ada
tugas bahasa inggris, segitunya kamu sebagai teman ki. Ayolahh bantuin bikin
tugas bahasa inggris..” ujar rangga. “Haha Serius amat, ngga deh bercanda.. Ayo
kita keperpustakaan” jawabku.
Sesampai diperpustakaan rangga pun mengerjakan tugas bahasa inggris dan
sembari membaca buku Boyman Pramuka akupun membantu rangga menyelesaikan tugas
bahasa inggrisnya. Dan akhirnya setelah rangga menyelesaikan tugas bahasa
inggrisnya kamipun memutuskan untuk kembali ke kelas, diperjalanan menuju ke kelas
aku bertemu dengan guru IPS. “Angki hari ini ibu ngga masuk lagi gak enak
badan, tapi ini ada tugas tulis materi halaman 50-75 boleh dirangkum besok
bukunya kembaliin ke ibu” ujar guru IPS. “Baik bu” jawabku singkat.
Sesampaiku dikelas aku memberi tahu hal tersebut kepada seluruh teman
sekelasku. “Busyet panjang amat nulisnya” ujar lintang. “Fotocopy ajalah ribet
takut gak sempet waktunya” ujar siti. “Iyalah iya fotocopy aja” ujar yuli.
“Yasudah sepulang sekolah nanti aku fotocopy besok aku bagikan” jawabku sambil
menyimpan buku IPS tersebut kedalam tasku. “Angki ke bawah yuk sekalian ke
masjid kita shalat dzuhur” ujar jali. “Eh kan masih jam 11” jawabku. “Lebih
cepat lebih baik, lagian pelajaran IPS kan ngga masuk dari pada kita dikelas
bosen mendingan diem di masjid sambil
nunggu adzan dzuhur” ujar jali. “Yaudah deh” jawabku. Aku, jali, joko, hasan dan
ahmad pun berangkat menuju masjid, di perjalanan menuju masjid mereka berempat
berbisik-bisik tidak tahu tentang apa namun aku tidak menghiraukannya.
Setelah kami selesai shalat dzuhur kamipun kembali ke kelas, dan bel
pulang pun berbunyi. Akupun mengambil tasku dan segera pulang kerumah
mengendarai motor putih kesayanganku bersama rangga yang ikut bersamaku karena
dia sedang tidak membawa motor. Setelah mengantarkan rangga, dijalan aku
teringat untuk mampir sebentar di toko ATK untuk memfotocopy materi IPS yang
tadi telah ditugaskan.
>>PART II
Komentar
Posting Komentar