Penguasa Yerusalem juga
menyerah. Namun mereka hanya akan menyerahkan kota itu pada pemimpin tertinggi
Islam. Maka Umar pun berangkat ke Yerusalem. Ia menolak dikawal pasukan.
Jadilah pemandangan ganjil itu. Pemuka Yerusalem menyambut dengan upacara
kebesaran. Pasukan Islam juga tampil mentereng. Setelah menaklukkan Syria,
mereka kini hidup makmur.Lalu Umar dengan
bajunya yang sangat sederhana datang menunggang unta merah. Ia hanya disertai
seorang pembantu. Mereka membawa sendiri kantung makanan serta air.
Kesederhanaan Umar itu
mengundang simpati orang-orang non Muslim. Apalagi kaum GerejaSyria dan Gereja
Kopti-Mesir memang mengharap kedatangan Islam. Semasa kekuasaan Romawi mereka
tertindas, karena yang diakui kerajaan hanya Gereja Yunani. Maka, Islam segera
menyebar dengan cepat ke arah Memphis (Kairo), Iskandaria hingga Tripoli, di
bawah komandoAmr bin Ash dan Zubair, menantu Abu Bakar.
Ke wilayah Timur, pasukan
Saad bin Abu Waqas juga merebut Ctesiphon –pusat kerajaan Persia,pada 637
Masehi. Tiga putri raja dibawa ke Madinah, dan dinikahkan dengan Muhammad anak
Abu Bakar, Abdullah anak Umar, serta Hussein anak Ali. Hussein dan istrinya itu
melahirkan Zainal Ali Abidin -Imam besar Syiah.
Dengan demikian, Zainal mewarisi
darah Nabi Muhammad, Ismail dan Ibrahim dari ayah, serta darah raja-raja Persia
dari ibu. Itu yang menjelaskan mengapa warga Iran menganut aliran Syiah. Dari
Persia, Islam kemudian menyebar ke wilayah Asia Tengah, mulai Turkmenistan,
Azerbaijan bahkan ke timur ke wilayah Afghanistan sekarang.
Banyak Sekali Sifat-sifat
teladan yang patut kita contoh dari Seorang Umar Bin Khatab, Salah satunya
adalah, Suatu ketika Umar bin Khattab sedang berkhotbah di masjid di kota
Madinah tentang keadilan dalam pemerintahan Islam. Pada saat itu muncul seorang
lelaki asing dalam masjid , sehingga Umar menghentikan khotbahnya sejenak,
kemudian ia melanjutkan.
“Sesungguhnya seorang
pemimpin itu diangkat dari antara kalian bukan dari bangsa lain. Pemimpin itu
harus berbuat untuk kepentingan kalian, bukan untuk kepentingan dirinya,
golongannya, dan bukan untuk menindas kaum lemah. Demi Allah, apabila ada di
antara pemimpin dari kamu sekalian menindas yang lemah, maka kepada orang yang
ditindas itu diberikan haknya untuk membalas pemimpin itu. Begitu pula jika
seorang pemimpin di antara kamu sekalian menghina seseorang di hadapan umum,
maka kepada orang itu harus diberikan haknya untuk membalas hal yang setimpal.”
Selesai khalifah berkhotbah,
tiba-tiba lelaki asing tadi bangkit seraya berkata; “Ya Amiirul Muminin, saya
datang dari Mesir dengan menembus padang pasir yang luas dan tandus, serta
menuruni lembah yang curam. Semua ini hanya dengan satu tujuan, yakni ingin
bertemu dengan Tuan.”
“Katakanlah apa tujuanmu bertemu denganku,” ujar Umar.
“Saya telah dihina di hadapan orang banyak oleh Amr bin Ash, gubernur
Mesir. Dan sekarang saya akan menuntutnya dengan hukum yang sama.”
“Ya saudaraku, benarkah apa yang telah engkau katakan itu?” tanya
khalifah Umar ragu-ragu.
“Ya Amiirul Muminin, benar adanya.”
“Baiklah, kepadamu aku berikan hak yang sama untuk menuntut balas.
Tetapi, engkau harus mengajukan empat orang saksi, dan kepada Amr aku berikan
dua orang pembela. Jika tidak ada yang membela gubernur, maka kau dapat melaksanakan
balasan dengan memukulnya 40 kali.”
“Baik ya Amiirul Muminin. Akan saya laksanakan semua itu,” jawab orang
itu seraya berlalu. Ia langsung kembali ke Mesir untuk menemui gubernur Mesir
Amr bin Ash.
>>PART III
>>PART III
Komentar
Posting Komentar